JAMBI-Suararakyatnews.com,
Nasib malang menimpa A (12) santri kelas tujuh Ponpes Tawakkal Tri Sukses Persijam Jambi, Ia terpaksa dilarikan ke RS Raden Mattaher jambi karena mengalami luka dalam dan lebam di berberapa bagian tubuhnya akibat dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh 3 orang warga sekitar Ponpes yang ia kenal karena sering datang ke Ponpes ikut kegiatan keagmaan.
Sebagai bentuk kepedulian, DPW JPKP Propinsi Jambi pun bergerak cepat memberikan pendamping terhadap korban, kepada awak media ini, Ike selaku Sekretaris DPW JPKP Provinsi Jambi menuturkan bahwa korban A selama kurang lebih 4 bulan terakhir sering mendapat perlakuan kasar dari pelaku
“Dari penuturan orang tua korban, kurang lebih 4 bulan, korban A ini diperlakukan tidak manusiawi oleh para pelaku, dipukul, ditendang, diinjak perutnya, perna juga didorong hingga jatuh dari anak tangga yang menyebabkan luka dalam, memar, lebam, dan saraf kejepit diarea punggung, leher, dada, hingga kepala, tak sampai disitu korban A juga pernah disiksa dengan cara dibekap mulut, tangan diikat, kemudian kedua paha direnggangkan lalu para pelaku menusuk kemaluan korban menggunakan kaki para pelaku” Jelas ike
“Selama kurun waktu 4 bulan, korban A ini sudah 4 kali mengalami tindakan kekerasan yang dilakukan para pelaku, seingat korban 3 kali didalam Masjid, terakhir niat para pelaku untuk melakukan persekusi terhadap korban tidak jadi karena korban sudah lemas dan tak berdaya, atas perlakuan para pelaku menyebabkan area kemaluan korban lebam sampai menghitam karena ada penggumpalan darah akibat memar yang fatal” Terang Ike pada Kamis (30/11/2023)
Ike juga menerangkan akan membawa kasus dugaan bulliying yang menimpa A ke jalur hukum, sebab menurutnya agar ada efek jerah bagi para pelaku.
“Saat ini korban mengalami trauma verbal, trauma psikis, mentalnya sampai terguncang setiap melihat orang yang baru, korban selalu menjerit ketakutan, kadang kejang-kejang yang membuat orang tua korban shock berat” Tandas ike
Saat ditanya kondisi Korban, Ike menjelaskan bahwa A masih dirawat secara intensive disalah satu rawat inap VIP Gedung Graha RS Raden Mataher kategori pasien umum (Non BPJS) hal ini juga menjadi beban bagi Widi Setiawan orang tua A yang bekerja sebagai Buruh Tani di Desa Mekar Sari Makmur Kec Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi
“Kami mengira korban ini adalah pasien BPJS ternyata peserta umum dengan fasilitas VIP, orang tuanya tak punya pilihan, karena sewaktu dibawa ke RS kondisinya lemas dengan situasi denyut nadi rendah, takut biaya perawatan membengkak, orang tua A punya inisiatif mau pulang lebih awal,padahal kalo dilihat dari kondisi si anak, belum layak untuk di bawa pulang kerumah ” Tutup Ike (Najasri)