ARTIKEL

Hutan Sarolangun Diambang Kepunahan

98
×

Hutan Sarolangun Diambang Kepunahan

Sebarkan artikel ini
Page Visited: 734
0 0
Read Time:3 Minute, 33 Second

ARTIKEL-Suararakyatnews.com, 

Pembukaan kawasan hutan secara besar-besaran yang menjurus pada alih fungsi lahan dalam kawasan Hutan Produksi (HP), Hutan Penguna Lain (HPL), Hutan Lindung (HL) dan Hutan Adat di wilayah Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi saat ini terus Meluas, mulai dari Praktek Penjarahan (Ilegal logging), Pembukaan lahan perkebunan oleh Masyarakat, Pembukaan pemukiman baru, Pembukaan lahan perkebunan oleh pihak Korporasi, hingga pengrusakan Hutan yang dijadikan lahan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI).


Luasnya Kawasan Hutan yang dijadikan lahan Perkebunan Kelapa Sawit, Karet serta Pemukiman baru di Kabupaten Sarolangun yang berjuluk ‘Sepucuk Adat Serumpun Pseko’ setiap tahun semakin tak terbendung baik di Kawasan Hulu maupun Hilir, dimana bagian hilir meliputi Kecamatan Air Hitam, Pauh, dan Mandiangin yang terdapat Hutan Produksi dan Hutan Konservasi dan terdapat Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD) yang telah beralih menjadi Pemukiman Baru serta lahan Perkebunan Masyarakat. Seperti halnya Hutan Produksi (HP) Sungai Seregam Ilir yang sudah menjadi lahan Kebun Kelapa Sawit milik Korporasi, Hutan Konservasi di Desa Kasang Melintang dan Pangkal Bulian menjadi lahan perkebunan kelapa sawit, Hutan Produksi Dam Siambang yang berada di Lamban Sigatal dan Sepintun beralih menjadi Lahan Pemukiman Baru dan perkebunan Karet Unggul 

Zona Hulu, yang merupakan daerah penyangga meliputi daerah Batang Asai, CNG dan Limun (eks Marga Bukit Bulan) tidak jauh berbeda, kawasan Hutan di wilayah ini ditebang untuk dijadikan lahan perkebunan karet dan Kopi oleh Masyarakat dan sebagian mengalami kerusakan akibat aksi pemalakan liar, Kecamatan CNG dijadikan lahan perkebunan oleh Masyarakat dan pihak Korporasi untuk dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit, serta ditambah kerusakan akibat dampak Penambangan emas ilegal, sedangkan di Kecamatan Limun saat ini Hutan belantara yang hijau kini keberadaannya pun terancam punah sebab kawasan yang merupakan penyangga merupakan Konsesi milik Perusahaan Gading Karya Makmur yang saat ini sedang melakukan Penumbangan kayu untuk dijadikan bahan industri, belum lagi terkait rencana Penambangan dan Pembangunan Pabrik Semen diwilayah eks Marga Bukit Bulan tentunya akan berimbas pada ekosistem hutan di kawasan Zona hulu tersebut.

Kita tentunya banyak melihat dan mendengar dampak dari berkurangnya Hutan Bagi Kehidupan Manusia dan Hewan akibat alih fungsi Hutan seperti :


1. Rendahnya kualitas oksigen yang semakin menurun, sebab tumbuhan berperan penting dalam pembentukan oksigen yang dibutuhkan manusia. Semakin berkurangnya tumbuhan yang ada di hutan, maka semakin sedikit pula oksigen yang dihasilkan, akibatnya kualitas oksigen akan menurun.

2. Alam Semakin Panas, Penyebab Panas dibumi diantaranya disebabkan Hutan yang dijadikan sebagai peneduh semakin berkurang jumlahnya. Sinar matahari bisa langsung menyengat kulit karena panas dari matahari tidak terserap oleh tumbuhan.


3. Banjir, Dampak nyata dari alih fungsi Hutan adalah banjir, sebab akar pohon yang berfungsi sebagai penyerap air hujan melalui akar dengan volume yang banyak.

4. Kekeringan, Saat pohon jumlahnya tinggal sedikit, air yang diserap pun hanya sedikit. Sehingga air tanah juga menjadi sedikit. air tanah yang sedikit bisa menyebabkan alam terkena bencana kekeringan.

5. Longsor, Menyebabkan tanah longsor dikarenakan akar tumbuhan berfungsi sebagai pemadat, struktur tanah tidak berpungsi sehingga menyebabkan air  langsung mengenai yang akibatnya terjadi tanah longsor.

6. Erosi Tanah, Hutan yang semakin sedikit menjadi penyebab erosi tanah. Erosi merupakan pengikisan lapisan tanah, pengikisan sedimen, pengikisan batuan dan partikel-partikel yang ada di tanah akibat angin, air maupun oleh karakteristik hujan menyebabkan erosi karena hujan yang turun ke bumi lama kelamaan akan mengkikis tanah sehingga lapisan tanah dan komponen-komponen tanah menjadi rusak.

7. Habitat Hutan Rusak, Hutan merupakan tempat hidup bagi hewan dan tumbuhan. Saat hutan sudah tiada habitat hewan dan tumbuhan di dalamnya pun akan terganggu bahkan mengalami kerusakan.

8. Matinya Flora Dan Fauna, Dampak nyata dari Beralihnya fungsi Hutan adalah flora dan fauna yang ada di dalamnya bisa mati sebab Hutan merupakan habitat mereka.

9. Kehilangan Flora Dan Fauna Langka, Tidak jarang flora dan fauna yang mati tersebut adalah flora dan fauna yang langka dan dilindungi di Indonesia. Jika flora dan fauna tersebut mati, Indonesia akan kehilangan flora dan fauna yang menjadi ciri khas di Indonesia.

Keberlangsungan Hutan dapat dipertahankan bila Pamerintah Daerah dan Pamerintah Pusat menjadi Garda terdepan dalam menjaga kelestarian Hutan serta melakukan kajian terhadap pemberian izin didalam kawasan Hutan, karena sekuat apapun Masyarakat adat mempertahankan kelestarian Hutan tidak akan mampu bila Pamerintah tidak memberi dukungan dan menindak setiap pelanggaran kehutanan yang dilakukan kelompok maupun korporasi.

Ditulis Oleh : Wartawan Suara Rakyat News dan juga sebagai Koordinator LSM Pemantau Kebijakan dan Pembangunan Daerah (PKPD)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Advertisements
Advertisements

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

/* */