JAKARTA – Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo mengatakan Kurikulum Merdeka diluncurkan untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran di Indonesia.
Ketertinggalan pembelajaran, menurut Anindito, terjadi karena pandemi Covid-19 yang telah melanda selama dua tahun terakhir.
“Kurikulum ini dirancang untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran akibat pandemi,” ujar Anindito dalam webinar Implementasi Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar, Selasa (26/4/2022).
Anindito mengungkapkan terdapat banyak riset yang menyebutkan bahwa siswa di Indonesia masih rendah dalam pemahaman literasi dan matematika dasar.
Kurikulum Merdeka, kata Anindito, berupaya meningkatkan kemampuan siswa di Indonesia.
“Banyak riset dan studi termasuk PISA (sebelum pandemi) yang memperlihatkan peserta didik kita belum bisa memahami bacaan sederhana dan menerapkan konsep matematika dasar,” kata Anindito.
Selama pandemi Covid-19, Anindito mengatakan krisis pembelajaran diperparah dengan hilangnya pembelajaran dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran.
Seperti diketahui, Kurikulum Prototipe mengalami perubahan nama menjadi Kurikulum Merdeka.
Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan Kurikulum Merdeka akan memberikan fleksibilitas terhadap pembelajaran.
“Kita memberikan fleksibilitas, Kurikulum Merdeka ini sudah kita tes di 2.500 sekolah penggerak, namanya dulu Kurikulum Prototipe,” ucap Nadiem dalam Peluncuran Merdeka Belajar Episode ke-15 secara daring, Jumat (11/2/2022).
Nadiem mengungkapkan Kurikulum Merdeka bisa mulai digunakan pada tahun ajaran 2022/2023 di jenjang pendidikan usia dini, dasar dan menengah.
Kunjungi Sumber Berita : tribunnews.com