SAROLANGUN- Suararakyatnews.com,
Kondisi Halaman SDN 217/VII yang berada di Desa Sekamis Kecamatan Mandiangin Kabupaten Sarolangun yang tergenang air membuat para pelajar di Sekolah ini tidak bisa melakukan aktivitas diluar ruangan seperti olah raga ataupun kegiatan upacara bendera setiap hari senin pagi.
Pantauan dilapangan pada Minggu (25/11/2018) genangan air yang berada dihalaman Sekolah ini sudah ditumbuhi oleh Genjer dan Enceng gondok diatas permukaan air.
Kepala Desa Sekamis A. Sholahuddin (Hud) saat mengajak awak media turun langsung melihat kondisi di SDN 217/VII, berharap ada perhatian serius dari Pemkab Sarolangun untuk mengatasi Genangan air di halaman SDN 217 dan memperbaiki Fisik Bangunan Sekolah yang rusak.
“Tolong pak di cek SD yang ada di Desa kami ini, soalnya cukup memprihatinkan dimana anak-anak sekolah tidak pernah upacara karena halaman sekolah tersebut tergenang air, memang lokasi itu dulunya rawa.” ucap Sholahuddin
Diungkap kan Sholahuddin bahwa dirinya sudah pernah menyampaikan prihal kondisi SDN 217/VII kepada Dinas Pendidikan Sarolangun agar sekolah tersebut di bangun kembali dilokasi lain
“Kondisi di SDN ini sebenarnya sedah pernah saya sampaikan kepada Dinas Pendidikan Sarolangun, namun mereka mengatakan lokasi harus ada, sebenarnya lokasi itu ada cuma harus di beli. Kalau saya yang beli gak mungkinlah dari mana duit saya untuk membeli lahan lokasi sekolah tersebut,” ucap Kades prihatin.
Akibat kondisi Sekolah yang tidak layak, banyak Anak-anak didesa Sekamis ini enggan sekolah ditempat ini, mereka lebih memilih pindah ke sekolah lain.
“Saya sangat prihatin melihat warga saya yang harus mengeluarkan biaya hampir Rp 80 ribu perhari untuk biaya Sekolah anak mereka ke Desa tetangga.” ujar Kades
Melihat kondisi Bangunan SD 217/VII ini, sudah selayaknya Pemkab memindahkan bangunan ini ke tempat yang lebih tinggi mengingat kondisi bangunan sudah berada diatas rawa ditambah fisik bangunan seperti lantai sudah mengalami keretakan akibat tanahnya turun, bahkan berberapa tiang sudah terangkat. kondisi ini sangat mengkhawatirkan bagi keselamatan peserta didik yang mayoritas masih anak-anak. (Aang)